News & Research

Reader

Greenback Relatif Stabil, Yen Tertahan di Dekat Level Terendah 34 Tahun
Wednesday, April 17, 2024       13:10 WIB

Ipotnews - Dolar relatif stabil, Rabu, menahan yen di dekat posisi terendah dalam 34 tahun setelah komentar dari pejabat Federal Reserve, termasuk Chairman Jerome Powell, menyatakan suku bunga AS kemungkinan akan tetap lebih tinggi untuk waktu lebih lama.
Sejumlah petinggi the Fed, termasuk Powell, Selasa, tidak memberikan panduan apa pun tentang kapan suku bunga dapat diturunkan, dan malah mengatakan kebijakan moneter perlu bersifat restriktif lebih lama, sehingga menghancurkan harapan investor akan pelonggaran yang signifikan tahun ini.
Komentar tersebut menyusul serangkaian data dalam beberapa pekan terakhir yang menggarisbawahi kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan inflasi terus berlanjut, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Rabu (17/4).
"Saat ini, mengingat kekuatan pasar tenaga kerja dan kemajuan inflasi sejauh ini, adalah hal yang tepat untuk memberikan kebijakan restriktif lebih lanjut dan membiarkan data serta prospek yang berkembang memandu kita," kata Powell dalam sebuah forum di Washington.
Dolar secara umum stabil, dengan euro di USD1,0621, tidak jauh dari level terendah lima setengah bulan, USD1,06013, yang disentuh pada sesi Selasa.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, terakhir berada di posisi 106,32, tidak jauh dari puncak lima bulan 106,51 yang dicapai pada sesi Selasa. Indeks tersebut melambung 5% sejauh tahun ini.
Komentar Powell semakin menekan ekspektasi mengenai pemangkasan suku bunga the Fed dalam waktu dekat, dengan pasar memperkirakan September sebagai titik awal baru dari siklus pelonggaran tersebut, mundur dari Juni.
Trader kini mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 40 basis poin pada 2024, jauh lebih rendah dibandingkan pelonggaran 160 bps yang diantisipasi pada awal tahun.
"Powell dan pejabat Fed lainnya berpegang pada pandangan bahwa penurunan suku bunga lebih pada ditunda bukan ditinggalkan, dan hal ini terus memberikan kenyamanan bagi investor," kata Ben Bennett, analis Legal And General Investment Management.
"Jika mereka mulai menyarankan kenaikan lebih lanjut diperlukan, kita bisa melihat terulangnya gejolak pada Oktober lalu. Saya mengamati kekuatan dolar dan imbal hasil riil AS dengan sangat cermat."
Intervensi Jepang
Meningkatnya narasi suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama membantu mendorong imbal hasil lebih tinggi, dengan yield US Treasury bertenor 10 tahun melesat ke level tertinggi lima bulan di 4,696%, Selasa. Terakhir, yield tersebut berada di 4,661%.
Yen, yang sangat sensitif terhadap imbal hasil AS, tertahan di level yang terakhir terlihat pada 1990, dengan mata uang tersebut mendekati 155 per dolar yang dikhawatirkan sejumlah trader akan mendorong intervensi oleh otoritas Jepang.
Yen terakhir berada di 154,63 per dolar, setelah menyentuh level terendah dalam 34 tahun di 154,79 pada sesi sebelumnya. Mata uang Jepang itu anjlok sekitar 9% terhadap dolar tahun ini.
"Saya pikir dolar/yen akan segera terlihat di atas level 155," kata Kieran Williams, analis InTouch Capital Markets.
"Kendati seruan para pejabat Jepang untuk melakukan intervensi secara verbal terhadap JPY meningkat dengan dolar/yen bergerak lebih tinggi sejak IHK Amerika minggu lalu, retorika dari para pejabat lebih fokus pada kecepatan pergerakan dibandingkan levelnya sendiri."
Jepang terakhir kali melakukan intervensi di pasar mata uang pada 2022, menghabiskan sekitar USD60 miliar untuk mempertahankan yen.
Williams mengatakan dalam kondisi saat ini, kemungkinan akan diperlukan waktu yang jauh lebih lama untuk memiliki efek yang bertahan lama dengan imbal hasil US Treasury dua tahun yang naik sekitar 36bps sejak awal April.
Penguatan dolar membayangi pasar mata uang, dengan negara-negara emerging market di Asia berjuang untuk membendung pelemahan mata uang mereka, dan prospek penurunan suku bunga tahun ini di wilayah tersebut dengan cepat meredup.
Gubernur Bank of Korea, Rhee Chang-yong, mengatakan bank sentral siap menerapkan langkah-langkah untuk menenangkan pasar, sementara Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valuta asing menjelang pertemuan kebijakan minggu depan.
Dalam mata uang utama lainnya, poundsterling terakhir berada di USD1,2425, namun tetap mendekati level terendah lima bulan di USD1,24055 yang disentuh Selasa.
Dolar Australia naik 0,16% menjadi USD0,6410, sedangkan dolar Selandia Baru menguat 0,37% menjadi USD0,5902, keduanya menjauh dari posisi terendah lima bulan yang dicapai pada Selasa. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:09 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SMSM
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:06 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of UNTR
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:02 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PPRI
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:00 WIB
WGC: Permintaan Emas Global Naik 3% di Kuartal Pertama 2024
Tuesday, Apr 30, 2024 - 14:00 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RICY
Tuesday, Apr 30, 2024 - 13:55 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of SSTM
Tuesday, Apr 30, 2024 - 13:48 WIB
Waskita (WSKT) Ungkap Update Proyek LRT Jakarta Fase 1B
Tuesday, Apr 30, 2024 - 13:48 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa SMKL
Tuesday, Apr 30, 2024 - 13:46 WIB
PEFINDO Pertahankan Peringkat Mitratel (MTEL) Berkat Ini
Tuesday, Apr 30, 2024 - 13:45 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa JECC